 Operasi potong atap sudah dilakoninya. Sayang, ketika itu pengerjaan masih kurang rapi karena terlalu keburu mengejar kontes. Pertemuan kembali terjadi, kini modifikasinya berubah lebih dari 60 persen dan jauh lebih rapi, “Basic-nya gua ambil dari desain Mitsubishi Eclipse,” ucap Hindarto, si pemilik. Satu hal yang paling signifikan adalah transformasi bodi. Gembungnya bodi ekstra besar cukup bikin jakun naik-turun. Akibat menggunakan lampu belakang Eclipse, semua dudukan bodi berpindah. Bodi samping belakang melar 5 cm. Tutup bensin harus digeser ke depan beberapa sentimeter. Bahkan velg 5Zigen Hyper 5ZR 19x(9+10) inci yang terpasang dengan PCD Mercy ternyata belum cukup lebar untuk membuat mobil ini tampil selaras. Alhasil, terjadi penambahan spacer setebal 23 mm pada velg belakang. Ooops, ini jelas kelewat batas. Tapi, Hindarto melakukan ini juga bukan tanpa alasan. “Kalau tanpa spacer atau spacer ditipisin, dampaknya tabrakan dengan mangkuk per sokbeker. Dengan spacer segini saja, jarak velg dengan mangkuk hanya 5 mm,” jelas remaja ramah ini. Namun timbul masalah baru. Saat mobil yang menggunakan sokbeker Monroe Sensatrac dengan per Jamex ini dicoba sedikit kencang dan melewati jalanan bumpy, ban belakang bergesekan tipis dengan bibir spakbor. “Sepertinya, bodi belakang harus dikembungin lagi, nih,” ucapnya. |